Sabtu, 13 Juli 2013

Arief is my Bo :*

Namanya Arief, aku bertemu dengannya pada 30 juli tahun lalu ketika aku selesai melakukan registrasi ulang untuk universitas yg kini aku tempati menuntut ilmu. Aku melihatnya berjalan terburu-buru didepan gedung rektorat. Pada waktu itu, aku sedang bersama sahabatku, Ega melihat makhluk ini aku sebenarnya biasa saja. Cuma memandangnya sekilas, karena wajahnya cukup familiar aku rasa, dan terkesan "Tua" dibanding dengan aku dan kerumunan orang yang sedang melakukan registrasi ulang. Dapat aku tebak orang ini adalah anak angkatan tua. Hahaha :D
  Setelah melihatnya untuk pertama dan terakhir kali waktu itu, sejujurnya aku tertarik karena sejak dulu tertarik dengan orang yang memakai kacamata. hehe
Tapi, setelah hari itu aku tidak pernah memikirkannya lagi, sama sekali. Aku kembali ke kehidupan nyataku dan tentunya my romance yang sebenarnya saat itu sudah dimasa kritis. Hingga akhirnya aku harus berpisah dengannya pada  januari 2012,haha menyedihkan memang, tapi yang aku pikirkan saat itu ya, biarkan saja berlalu. Aku bukan tipe orang sulit menata hati dan pikiran agar kembali seimbang,seiring sejalan, aku cukup mudah melakukannya, Yeaah I can do it well cause I think, I can get a better person than before.
     Seiring berjalannya waktu, aku megisi hari-hariku dengan berkumpul bersama teman-teman dan mendapatkan orang yang baru tapi sayangnya hanya berjalan dalam hitungan minggu bersamanya, hingga aku benar-benar sendiri.
    Akhirnya aku memasuki semester 2, dan beruntungnya aku memiliki jadwal yang berbeda dengan teman-teman sekelasku yang dulu. Kenapa aku bilang beruntung?Bukan berarti teman-teman yang dulu tidak baik,mereka sangatlah baik. Tapi, aku rasa aku juga harus bersosialisasi dengan teman-teman yang lain, jadi aku merasa beruntung  mendapatkan kesempatan untuk mengenal banyak pribadi, dan tentunya keluarga-keluarga baru :D
   Saat itulah aku dekat dengan temanku yang bernama Nasya. Aku mulai sering jalan dan makan dengannya, serta curhat, layaknya sahabat kepadanya. Hingga suatu hari tanggal 1 maret 2012 aku diminta Nasya untuk menemaninya ke sebuah organisasi yang katanya dia adalah tempat nongkrongnya yang baru. Hhaha.
 Dibenakku,yang namanya tempat nongkrong adalah sebuah tempat yang cozy,dan anak-anak yang suka nongkrong didalamnya pastinya stylish atau kerenlah. Ooopss,,, oh ternyata ini tempat nongkrong si Nasya, well jauh dari dugaanku sebelumnya. Haha, aku tidak mau membicarakan lebih lanjut tentang tempat nongkrong Nasya ini. Cukup untuk diketahui bahwa disana aku bertemu lagi dengan orang itu, Yeaa, orang yang dulu ketika aku registrasi ulang, cowok berkacamata.
   Singkat cerita, aku di tempat nongkrong si Nasya itu cuma kebingungan, mereka seperti membahas sesuatu yang aku tidak mengerti, setelah itu aku diminta oleh ketua dari pengurusnya untuk memperkenalkan diri, tapi  aku kurang suka gayanya meyuruhku pada waktu itu, karena cenderung sok dan benar-benar ingin diakui bahwa itu adalah teritorial dia. Huh,tapi sekarang ternyata lumayanlah, anak-anak ini lumayan nyambung kok.
   Setelah itu ada sebuah event yang akan dilaksanakan, namanya Rektor Cup Futsal Competition. Dan disitulah suasana kekeluargaan mulai terjalin. Aku mulai merasa nyaman,karena beberapa waktu lalu sempat sedih karena kehilangan seseorang :(
    Karena event ini juga aku dekat dengan orang ini, sosok berkacamata. Namanya Arief pemirsa :)
 Waktu itu I called him mas Arief, pertama kali saya merasa sangat tertolong karena dia mau mengantarkan saya ke rumah sakit, ya sekalian menyebar undangan untuk Futsal Competition. Kesan pertama saya setelah mengenalnya adalah "Melankolis" hatiku berkata pada waktu itu, " duh nak, kasihan sekali hidupmu,ini cowok kok melankolis banget, Helloooo it's time to move on". Mengapa saya dapat berpkiran seperti itu??? Ya iyalaah, aneh aja gitu, kami baru saja kenal dan dia sudah bertanta bertente membicarakan kisah pribadi pemirsa. Yeah, about his romance, I think that's failed romance. Tapi anehnya, udah sedih-sedihan ceritanya eh malah dibangga-banggain,aneh kan? Hmp, ada yang tidak beres, antara masih ada harapan dan sudah tidak sudi.
   Well, saya tentu tidak peduli dengan urusan dia, karena saya tidak pernah mengalami kisah tragis seperti kisahnya, kisah saya sebenarnya jauh lebih indah :D. Setiap hari kami share dan curhat. Tapi lebih banyak dia, jadi saya cukup menjadi pendengar yang baik.
   Setelah 2 minggu berturut-turut dia curhat, sebenarnya saya mulai jenuh, tapi ada rasa kasihan terbersit dihati ketika dia cerita. Aku bahkan sampai menangis ketika dia bilang ingin mendonorkan ginjalnya untuk his "Super ex-girlfriend". Mengapa saya menangis??? Saya sebenarnya juga kurang mengerti, saya seperti merasakan sebagai penderita, memang dulu saa memiliki riwayat penyakit yang kurang lebih sama, mungkin itu penyebabnya saya sangat menyayangkan jika dia mendonorkannya, karena mungkin suatu hari nanti, entah anaknya atau mungkin saudaranya sendiri yang membutuhkannya. Dan sebenarnya saya sediit takut jika dia berpulang kepangkuanNya dengan atribut organ yang tidak lengkap lagi :(
    Perlahan saya merasa nyaman dengannya, saya merasa saya memliki seorang kakak di kota rantau ini. Dari dulu saya ingin memiliki kakak laki-laki. Tapi apadaya kenyataan berkata lain, saya ditakdirkan menjadi anak pertama dari 4 bersaudara :(
    Suatu malam, saya bertemu dengannya, kami akhirnya pergi ke sebuah pantai di pacitan. Saya tidak memiliki persiapan apapun, bahkan sepeser uang pun saya tidak membawanya. Benar-benar diluar rencana, saya juga tidak menyangka akan pergi tengah malam. Saya coba menikmati perjalanan yang menyusuri hutan dan jalan berliku serta berbatu, jalan yang rusak, becek, dan tidak memiliki penerangan dijalan, hanya lampu motor yang menjadi penerangannya. Rumah-rumah penduduk juga berjarak berjauhan. Tapi anehnya saya sama sekali tidak merasa takut pergi dengan orang yang baru saya kenal ini. Pergi ke suatu tempat yang saya sendiri tidak pernah mengunjunginya.
   Kami berangkat pukul 12 malam, dengan perkiraan darinya butuh waktu 2 jam saja. Tapi sialnya, entah sial atau beruntung yah? Ditengah jalan hujan cukup deras, pada waktu itu waktu menunjukkan pukul 02.30 dini hari. Kami mencoba mencari tempat berteduh, dan kami menemukan sebuah masjid ditengah hutan, dimana masjid tersebut belum selesai dibangun. Kami masuk ke masjid tersebut dan duduk bersampingan. Tahu apa yang saya pikirkan? Saya justru memikirkan  saat itu adalah saat yang pas untuk minum coklat panas dan nonton cartoon sambil membungkus kepala dengan selimut :D
   Haha, sayangnya saya bukan gadis yang penakut, jadi saya tidak berpikiran seperti gadis-gadis pada umumnya yang pastinya sudah ketakutan, bersama orang asing di tempat seperti ini. Kami mengobrol biasa saja, yah garing menurutku, tapi tidak apa-apa karena saya suka tantangan.
   Akhirnya hujan reda, kami melanjutkan perjalanan, dan berhenti lagi ke sebuah mushollah karena waktu menunjukan saatnya sholat subuh. Kemudian, setelah melaksanakan sholat subuh, kami melanjutkan perjalanan. Jalannya masih sama berlikunya dan ekstrim. Aku sudah mulai mengatuk saat itu, wajar saja karena semalaman tidak tidur. Aku coba bersabar meski kesal dan kantuk merutuki tubuh ini. Sabar,, Sabar,, Sabar,, well finally,kami sampai di tempat tujuan. Sebuah pantai, yang sepi, dan berombak besar. Kami turun dari motor, kemudian berjalan menyusuri pantai, berjalan perlahan karena rasa kantuk berat dan mataku sudah tidak tahan. Dia menggenggam erat tanganku, aku sebenarnya risih tetapi aku benar-benar mengantuk dan takut terjatuh sehingga aku membiarkannya.
  Kami duduk di bibir pantai dimana matahari mulai menampakkan cahanya, butiran-butiran kristal cahaya kuning keemasan membentuk spot-spot cantik di laut. Sejenak aku terpaku menatap keindahan seperti itu, ada rasa syukur karena dapat diberi kesempatan melihat keindahan alam.
  Aku masih asik dengan khayalanku yang menari-nari  kepala untuk mengantarkan tidurku, berharap keindahan itu masuk dalam mimpi kemudian mas Arief membuyarkan lamunanku. Dia berbicara padaku, tapi aku masih tidak paham apa yang dibicarakannya, aku benar-benar mengantuk.Aku tertunduk lemas untuk menutupi mataku yang sudah terpejam. Kemudian dia berkata " Mau gak jadi sama aku?" Aku kaget dan sedikit mendongak, " Jadi apa mas?" tanyaku kemudian. " Jadi pasanganku" jawabnya.
Aku mencoba menata hati dari rasa kagetku dan pastinya menimbulkan mimik wajah yang lucu saat aku kaget. Aku tarik napas, perlahan kemudian mencoba sadar sesadar-sadarnya. Aku tanya lagi ke dia apakah dia serius dengan pertanyaannya? Dia menjawab bahwa dia serius. Aku mencoba melirik ke samping, depan dan belakang. Aku memastikan tidak ada kamera, tidak ada lelucon yang barangkali langsung menyergapku ketika aku berkata  "Iya aku mau" lalu muncul teman-teman yang sudah tidak asing yang dengan kompak dan serunya berkata " Kena Deeh Kamu Ketipu" . Oh tidak, aku harus memastikan itu semua.
 Tapi sejauh ini tidak ada siapapun, tidak ada kamera, tidak ada teman-teman, yah tidak ada. Akhirnya aku bertanya kembali apa dia serius, lalu dia berkata dia benar-benar serius. Aku telah memastikan tidak ada lelucon, tidak ada acara reality show,dan akhirnya aku memberi syarat. " Aku mau asal kamu gak bikin aku nangis, gak khianati aku, dan gak macem-macem" lalu dia menyanggupinya. Akhirnya dia tersenyum, dan berkata " Resmi lho ya" :D sambil merangkulku. Aku yang measih mengantuk melanjutkan tidur di bahunya, menumpang tidur sejenak kemudian pulang kembali ke jogja  :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar